Selasa, 21 Juli 2020

Archaebacteria 1



Archaebacteria: 

Pengertian, Ciri, Struktur, 

Klasifikasi & Contoh

Pada tahun 1969 Robert H. Whittaker mengelompokkan makhluk hidup ke dalam 5 kingdom, yaitu Protista, Fungi, Monera, Animalia dan Plantae. Pengelompokan ini didasarkan pada susunan sel, tingkatan makhluk hidup dan cara makhluk hidup memenuhi makanannya. Kemudian sistem ini diubah dengan dipecahnya kingdom monera menjadi kingdom Archaebacteria dan Eubacteria. Mari mengenal kingdom archaebacterial lebih dekat edufriends, berikut penjelasannya.

PENGERTIAN ARCHAEBACTERIA

Archaebacteri adalah sel-sel paling awal (kuno) yang memiliki kedekatan dengan organisme eukariotik (memiliki membran inti sel). Istilah Archaebacteria berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata archaio yang berarti kuno. Archaebacteria merupakan organisme tertua yang hidup di bumi. Archaebacteria hidup dengan lingkungan ekstrem yang diduga lingkungan kehidupan awal bumi. Archaebacteria atau disebut juga dengan bakteri purba merupakan organisme yang metabolisme energi khasnya membentuk gas metana (CH4) dengan cara mereduksi karbon dioksida (CO2). Archaebacteria bersifat anaerobik dan kemosintetik dengan dinding selnya yang tidak mengandung peptidokglikan, namun membran plasmanya mengandung lipid. Hidup di lingkungan yang ekstrim. Archaebacteria terdiri dari bakteri-bakteri yang hidup di tempat-tempat kritis atau ekstrim, misalnya bakteri yang hidup di air panas, bakteri yang hidup di tempat berkadar garam tinggi, dan bakteri yang dapat hidup di tempat yang panas atau asam, seperti di kawah gunung berapi, dan di lahan gambut.

CIRI-CIRI ARCHAEBACTERIA

Archaebacteria dapat hidup di tempat yang ekstrim, seperti pada sumber air panas dengan temperatur 92ᴼC hingga tempat yang hampir beku di Antartika. Archaebacteria juga dapat ditemukan pada tempat-tempat dengan kadar asam atau kadar garam yang sangat tinggi. Archaebacteria sebagai organisme uniseluler memiliki ciri – ciri sebagai berikut, edufriends:

  • Ukurannya sekitar 1/10 mikrometer hingga 15 mikrometer.
  • Bertahan di asam, lingkungan air garam atau alkali, beberapa bisa menahan tekanan lebih dari 200 atmosfer.
  • Membran selnya tersusun atas lemak, berupa ikatan eter dan unit isoprene.
  • Selnya bersifat prokariotik (tidak mempunyai membran inti).
  • Lipida bercabang pada membran sel.
  • Dinding sel terdiri atas polisakarida dan protein bukan peptidoglikan.
  • Tidak mempunyai RE (Retikulum Endoplasma), mitokondria, lisosom dan badan golgi.
  • Ribosomnya mengandung beberapa jenis RNA polymerase.
  • Archaebacteria mengandung asam nukleat berupa RNA.
  • Reproduksi dengan cara pembentukan tunas, pembelahan biner dan fragmentasi.
  • Sensitif terhadap toksin difteri.
  • Hidup secara koloni (berkelompok) dan soliter (sendiri).
  • Beberapa spesies Archaebacteria mempunyai flagela untuk bergerak.
  • Sebagian besar bersifat anaerob, tetapi ada juga beberapa spesies bersifat aerob, anaerob fakultatif dan anaerob obligat.

 STRUKTUR TUBUH ARCHAEBACTERIA

Perbedaan eubacteria dan archaebacteria terutama terletak pada sifat biokimianya. Misal pada eubacteria dengan ikatan ester di lapisan lemak membran plasma, sedangkan archaebacteria memiliki ikatan dalam bentuk ester. Struktur antara Kingdom Eubacteria dan Archaebacteria hampir sama. Satu-satunya perbedaan terdapat pada komposisi struktur bakteri. Berikut gambaran umum dari struktur bakteri edufriends:

  • Flagella atau Falgelum: Flagella sebagai filamen yang menonjol dari sel bakteri dan terdiri dari protein. Flagella bertindak sebagai alat bergerak, tetapi ada juga bakteri tanpa flagela yang dapat bergerak. Beberapa jenis bakteri memiliki pili dengan struktur seperti flagela, tetapi lebih pendek dan lebih tipis. Pili memainkan peran khusus dalam mentransfer molekul Genetime (DNA) dari satu bakteri ke bakteri lain selama peristiwa konjugasi.
  • Kapsul: Bakteri memiliki lendir yang kental dan tebal yang menutupi dinding sel. Kapsul terbuat dari polisakarida dan air, yang membantu bakteri menempel ke permukaan atau bakteri lain. Secara umum, kapsul adalah bakteri yang menyebabkan penyakit. Fungsinya sebagai alat pertahanan dan perlindungan, untuk mencegah kekeringan dan sebagai sumber makanan bagi bakteri.
  • Dinding Sel: Dinding sel bakteri adalah struktur yang kompleks dan berfungsi sebagai penentu bentuk sel yang terdiri dari mucopolysaccharides dan peptidoglikan yang terdiri dari polimer besar asetil-N-asetil yang saling berhubungan dengan ikatan kovalen. Perbedaan antara eubacteria dan archaebacteria terletak pada konten dinding sel.
  • Membran Plasma: Membran plasmanya bersifat selektif permeabel, yaitu hanya molekul atau zat tertentu yang dapat ditransfer. Terdiri dari lapisan fosfolipid dan protein. Membran plasma mengatur pertukaran zat antara sel dan lingkungannya serta pembentukan mesosom.
  • Sitoplasma: Sitoplasma bertindak sebagai tempat reaksi kimia untuk sel. Terdiri dari 80% air, protein, asam nukleat, lemak, karbohidrat, ion anorganik, dan kromatofor
  • Ribosom: Ribosom dibentuk dalam bentuk RNA halus dan butiran protein yang berkontribusi terhadap kelangsungan hidup bakteri selama sintesis protein.
  • Klorosom: Klorosom adalah struktur di bawah membran plasma, mengandung pigmen klorofil dan pigmen lain yang berperan dalam fotosintesis. Biasanya ditemukan pada bakteri tertentu, kebanyakan archaebacteria.
  • Vakuola Gas: Vakuola gas memungkinkan bakteri mengapung di permukaan air dan mendapatkan cahaya. Vakuola gas hanya dimiliki oleh bakteri air yang bersifat fotosintesis.
  • Plasmid yakni Sirkular DNA dapat diwariskan dengan membawa gen tertentu. Plasmida berada di sitoplasma.
  • Bahan nuklir (kromosom DNA): DNA adalah bahan genetik (pembawa) yang disebut kromosom atau inti bakteri. Bahan nuklir memainkan peran penting dalam mengatur proses yang terjadi dalam sel bakteri.
  • Mesosom: Bertindak sebagai pembangkit energi, adalah pusat pembentukan dinding sel baru dan pembelahan sel.

 SISTEM REPRODUKSI ARCHAEBACTERIA

Bakteri umumnya bereproduksi secara aseksual atau bereproduksi secara aseksual. Selain itu, bakteri juga berkembang biak dengan bertukar materi genetik dengan bakteri lain. Proses transfer materi genetik ini juga disebut dengan rekombinasi parasexual atau genetik. Pertumbuhan bakteri, yaitu pembelahan sel dalam koloni bakteri, meningkatkan jumlah koloni dengan cepat. Faktor-faktor yang mempengaruhi berlangsungnya reproduksi, diantaranya suhu (suhu optimal – 300 ° C), kelembaban (bakteri tumbuh dengan baik di lingkungan yang lembab), sinar matahari (menghambat pertumbuhan bakteri karena menghancurkan struktur kromosom bakteri), bahan kimia (kerusakan atau membunuh dinding sel bakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri). Ketersediaan cadangan makanan dan sisa metabolisme (pengurangan cadangan makanan dalam medium dan munculnya metabolisme limbah bakteri menghambat pertumbuhan koloni bakteri). Archebacteria berkembang biak melalui pembelahan biner, pembelahan multipel, pembentukan tunas, dan fragmentasi, berikut penjelasannya edufriends:

  • Perpecahan Biner: Dalam pembelahan biner, bakteri membelah langsung dari satu sel menjadi dua sel, empat sel, delapan sel, enam belas sel, dan seterusnya.
  • Formasi tunas (Cyanophyta atau ganggang biru-hijau): Bakteri membentuk tunas dalam bentuk ranting dan akhirnya mengendap membentuk bakteri baru. Dapat ditemukan di keluarga Sreptomycetaceae.
  • Fragmentasi (Cyanophyta atau ganggang biru-hijau): Fragmentasi adalah pemutusan bagian tubuh yang dapat membentuk individu baru. Biasa terjadi pada alga dalam bentuk benang, dan dapat ditemukan di osilator edufriends.

Transfer Bahan Genetik pada bakteri archabacteria, diantaranya melalui:

  • Sambungan atau Konjugasi: Secara konjugasi adalah cara perkembangbiakan seksual pada organisme yang belum dikenal pria dan wanita. Bakteri Konjugasi dapat dilakukan ketika dua sel bakteri dengan paparan yang berbeda berdekatan, membentuk dan menempel pada tabung terkonjugasi (penghubung pembuluh) sehingga bahan genetik (DNA) dan sitoplasma dapat berpindah dari satu sel ke sel lainnya. Selanjutnya, dalam sel penerima, DNA digabungkan (kombinasi genre) antara DNA sel donor dan DNA sel penerima, diikuti oleh penggabungan sitoplasma (plasmogami). Setelah proses membagi nukleus dalam sel penerima, proses selanjutnya adalah biner, dan sel membelah lagi menjadi dua.
  • Transformasi: Transformasi adalah proses mentransfer materi genetik dalam bentuk DNA atau hanya satu gen ke bakteri lain dengan proses fisiologis yang kompleks. Transformasi biasanya dilakukan oleh Rhizobium, Bacillus, Stretococcus pneumoniae dan Neisseria gonorrhoeae.
  • Transduksi: Transduksi adalah transfer bahan genetik bakteri ke bakteri lain oleh perantara virus.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

VAKSIN

  Definisi dan Ringkasan Vaksin merupakan salah satu cara terpenting dan tepat guna untuk mencegah penyakit dan menjaga kondisi tubuh. Vaksi...