Senin, 12 Oktober 2020

PROTISTA

 

Pengertian Protista


Protista adalah nama yang merujuk pada kelompok organisme dengan ciri-ciri berikut ini:

  1. Uniseluler atau multiseluler.
  2. Inti sel bersifat eukariotik (memiliki membran inti).
  3. Hidup secara fotoautotrof atau heterotrof.
  4. Bersifat aerob atau anaerob.
  5. Hidup bebas atau bersimbiosis.
  6. Reproduksi secara seksual (dengan konjugasi) atau aseksual (dengan pembelahan biner).

Klasifikasi Protista

Protista diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, lho. Apa saja ya? Yuk simak pembahasannya di bawah ini.

1. Protista mirip hewan (Protozoa)

Protozoa merupakan protista dengan ciri berikut:

  1. Uniseluler dengan ukuran tubuh 10-200 µm.
  2. Tidak memiliki dinding sel.
  3. Pada umumnya bersifat heterotrof, hanya sebagian kecil saja yang bersifat autotrof.
  4. Hidup bebas atau sebagai parasit bagi organisme lain.
  5. Reproduksi secara seksual atau aseksual.
  6. Pada umumnya memiliki alat gerak.

Protozoa diklasifikasikan berdasarkan alat geraknya ke dalam enam filum, yaitu:

  1. Filum Rhizopoda yang bergerak dengan pseudopodia (kaki semu) di permukaannya.
    Contoh: Amoeba
  2. Filum Actinopoda yang bergerak dengan pseudopodia ramping dan menyebar.
    Contoh: Heliozoa dan Radiozoa
  3. Filum Foraminifera yang bergerak dengan pseudopodia.
    Contoh: Globigerina dan Polistornella
  4. Filum Zooflagellata yang bergerak dengan flagela.
    Contoh: Trypanosoma cruzi
  5. Filum Ciliata yang bergerak dengan ribuan silia atau rambut getar.
    Contoh: Balantidium coli
  6. Filum Sporozoa yang tidak memiliki alat gerak.
    Contoh: Plasmodium falcifarum

2. Protista mirip jamur

Protista mirip jamur merupakan protista dengan ciri berikut:

  1. Bersifat eukariotik.
  2. Tidak memiliki klorofil.
  3. Dapat menghasilkan spora.
  4. Bersifat heterotrof.

Protista mirip jamur bukan merupakan bagian dalam kingdom Fungi karena struktur tubuh dan cara reproduksi yang berbeda dengan kelompok Fungi. 

Protista mirip jamur diklasifikasikan ke dalam tiga filum, yaitu:

    1. Filum Myxomycota (jamur lendir plasmodial) yang bersifat heterotrof fagosit dengan fase makan berbentuk massa ameboid seperti Amoeba yang disebut plasmodium.
      Contoh: Physarium sp.
    2. Filum Oomycota (jamur air/jamur karat putih/jamur berbulu halus) yang bersifat heterotrof dan berperan sebagai pengurai organisme mati (saprofit) atau sebagai parasit pada organisme lainnya.
      Contoh: Plasmopara viticola.
    3. Filum Acrasiomycota (jamur lendir bersekat) yang bersifat haploid dengan zigot bersifat diploid.
      Contoh: Dictyostelium discoideum

 
 

3. Protista mirip tumbuhan (Algae)

Algae adalah protista bersifat fotoautotrof karena memiliki kloroplas yang mengandung klorofil atau plastida yang mengandung pigmen fotosintetik lainnya.
Ciri-ciri Algae adalah berikut:

  1. Bersifat uniseluler atau multiseluler.
  2. Ukuran tubuh bervariasi, mulai dari algae mikroskropis dengan ukuran 8 µm hingga algae makroskropis dengan ukuran 60 m.
  3. Bentuk tubuh tetap karena adanya dinding sel.
  4. Algae uniseluler dapat hidup soliter ataupun membentuk koloni.
  5. Memiliki beberapa jenis klorofil (klorofil a, klorofil b, klorofil c, dan klorofil d) yang tersimpan dalam kloroplas.
  6. Memiliki pigmen fotosintetik selain klorofil (xantofil [kuning], fikosianin [biru], fukosantin [cokelat], fikoeritrin [merah], dan karotenoid).
  7. Memiliki bentuk kloroplas yang bervariasi (spiral, cakram, jala, mangkung, bulat, dan lainnya).
  8. Dapat hidup seperti plankton, neuston, atau bentos.
  9. Bereproduksi secara aseksual (dengan pembelahan biner, fragmentasi, dan pembentukan spora vegetatif) atau seksual (dengan konjugasi, singami, dan anisogami).
  10. Protista mirip tumbuhan diklasifikasikan ke dalam tujuh filum, yaitu:

    1. Filum Euglenophyta dengan ciri-ciri seperti hewan (dapat bergerak aktif) dan juga tumbuhan (memiliki klorofil untuk berfotosintesis).
      Contoh: Colacium calvum
    2. Filum Chlorophyta dengan warna hijau karena didominasi oleh pigmen berupa klorofil a dan klorofil b, serta karoten dan xantofil.
      Contoh: Chlamydomonas dan Oedogonium
    3. Filum Chrysophyta dengan warna keemasan karena didominasi oleh xantofil, klorofil a, klorofil c, dan karotenoid.
      Contoh: Ochromonas
    4. Filum Bacillariophyta dengan warna kuning kecokelatan dengan dinding sel unik seperti gelas dari campuran silika dan bahan organik.
      Contoh: Pinnularia sp.
    5. Filum Pyrrophyta yang dapat mengakibatkan air laut tampak berpendar di malam hari (bioluminesensi) karena fosfor dalam sel-selnya.
      Contoh: Gambierdiscus toxicus      
    6. Filum Phaeophyta dengan warna cokelat karena adanya pigmen fukosantin yang menyelubungi warna hijau klorofilnya.
      Contoh: Turbinaria decurrens
    7. Filum Rhodophyta dengan talus berwarna kemerahan karena adanya pigmen fikoeritrin yang menyelubungi klorofil, karoten, dan fikobilin.
      Contoh: Mastocarpus stellatus
Sumber : Quipper

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

VAKSIN

  Definisi dan Ringkasan Vaksin merupakan salah satu cara terpenting dan tepat guna untuk mencegah penyakit dan menjaga kondisi tubuh. Vaksi...