A.
Mengenal Budidaya Tanaman Pangan
1.
Jenis Tanaman Pangan Indonesia
dikenal sebagai negara agraris, yaitu negara yang sebagian besar penduduknya
mempunyai mata pencaharian di berbagai bidang pertanian, seperti budidaya tanaman
pangan. Kelompok tanaman yang termasuk komoditas pangan adalah tanaman pangan,
tanaman hortikultura non-tanaman hias dan kelompok tanaman lain penghasil bahan
baku produk pangan. Dalam pembelajaran kali ini. kita akan mempelajari tentang
tanaman pangan utama, yaitu tanaman yang menjadi sumber utama bagi karbohidrat
dan protein untuk memenuhi kebutuhan tubuh manusia. Hasil budidaya tanaman
pangan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan sendiri. Hasil budidaya
tanaman pangan juga diperdagangkan sehingga dapat menjadi mata pencaharian. Hal
ini menjadikan tanaman pangan sebagai komoditas pertanian yang sangat penting
bagi bangsa Indonesia. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman pangan.
Keberagaman jenis tanaman pangan yang kita miliki merupakan anugerah dari Yang
Mahakuasa sehingga kita harus bersyukur kepada-Nya. Bentuk syukur kepada yang
Mahakuasa dapat diwujudkan dengan memanfaatkan produk pangan yang dihasilkan
oleh petani dengan sebaik-baiknya.
2.
Tanaman pangan dikelompokkan
berdasarkan umur, yaitu tanaman semusim dan tanaman tahunan. Tanaman semusim
adalah tanaman yang dipanen dalam satu musim tanam, yaitu antara 3-4 bulan,
seperti jagung dan kedelai atau antara 6-8 bulan, seperti singkong. Tanaman
tahunan adalah tanaman yang terus tumbuh setelah bereproduksi atau
menyelesaikan siklus hidupnya dalam jangka waktu lebih dari dua tahun, misalnya
sukun dan sagu. Tanaman pangan juga dibagi menjadi 3 kelompok yaitu serealia,
kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Kelompok serealia dan kacang-kacangan menghasilkan
biji sebagai produk hasil budidaya, sedangkan umbi-umbian menghasilkan umbi
batang atau umbi akar sebagai produk hasil budidaya. Tabel 2.1 Contoh tanaman
pangan Padi (Oryza sativa L.) Padi memiliki batang yang berbuku dan berongga.
Daun dan anakan tumbuh dari buku yang ada pada batang. Bunga atau malai muncul
dari buku yang terakhir. Akar padi berupa akar serabut. Bulir padi terdapat
pada malai yang dimiliki oleh anakan. Budidaya padi dikelompokkan menjadi padi
sawah, padi gogo, dan padi rawa. Tanaman padi diperbanyak dengan menggunakan
biji.
3.
Jagung (Zea mays L.) Jagung
memiliki batang tunggal yang terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung terdapat
pada setiap buku pada batang. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina
yang terpisah, namun masih pada pohon yang sama. Bunga jantan terletak di ujung
batang, sedangkan bunga betina (tongkol) berada di bagian tengah batang jagung.
Jagung dapat ditanam di lahan kering maupun di lahan sawah sesudah panen padi.
Tanaman jagung diperbanyak dengan biji.
4.
Sorgum (Sorghum bicolor L.)
Tanaman sorgum sekilas mirip dengan jagung. Sorgum memiliki batang yang
berbuku-buku. Kadang-kadang sorgum juga dapat memiliki anakan. Sorgum memiliki
bunga yang tersusun dalam malai yang terdapat di ujung batang. Sorgum
diperbanyak dengan biji. Sorgum dapat ditanam pada berbagai kondisi lahan, baik
lahan subur maupun lahan kurang subur atau lahan marjinal karena sorgum
memiliki daya adaptasi yang luas.
5.
Kedelai (Glycine max L.) Kedelai
merupakan tanaman semusim dengan tinggi tanaman antara 40 - 90 cm, memiliki
daun tunggal dan daun bertiga (trifoliate). Daun dan polong kedelai memilliki
bulu. Tanaman kedelai memiliki umur antara 72 – 90 hari. Polong kedelai yang
telah masak ditandai dengan kulit polong yang berwarna cokelat. Kedelai diperbanyak
dengan biji. Berdasarkan warna bijinya, kedelai dibedakan menjadi kedelai
kuning, hijau kekuningan, cokelat, dan hitam, namun endosperm kedelai umumnya
berwarna kuning. Kedelai dapat ditanam di lahan kering atau di sawah sesudah
panen padi.
6.
Kacang tanah (Arachis hipogeae L.)
Kacang tanah dapat ditanam di lahan kering dan lahan sawah sesudah panen padi.
Kacang tanah diperbanyak dengan biji. Kacang tanah memiliki batang yang
bercabang dengan tinggi tanaman antara 38-68 cm. Tanaman ini memiliki tipe tumbuh
dengan memanjang di atas permukaan tanah. Kacang tanah memiliki polong yang
tumbuh dari ginofor di dalam tanah. Kacang tanah dapat dipanen pada umur 90-95
hari setelah tanam.
7.
Kacang hijau (Vigna radiata L.)
Tanaman kacang hijau merupakan tanaman pangan semusim yang mempunyai umur panen
antara 55-65 hari setelah tanam. Kacang hijau memiliki tinggi tanaman antara
53-80 cm, batang bercabang serta daun dan polong yang berbulu. Kacang hijau
diperbanyak dengan biji. Kacang hijau dapat ditanam di lahan kering maupun di
lahan sawah sesudah panen padi.
8.
Singkong (Manihot utilissima)
Tanaman singkong atau ubi kayu merupakan tanaman berkayu yang dipanen umbinya.
Daun tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. Tanaman ubi kayu dapat
menghasilkan biji tetapi tidak digunakan untuk perbanyakan. Tanaman ini
biasanya diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Umur tanaman ubi kayu
sekitar 8-10 bulan. Tanaman ubi kayu mempunyai daya adaptasi yang luas, tetapi
umumnya ubi kayu ditanam di lahan kering.
9.
Ubi jalar (Ipomoea batatas L.)
Tanaman ubi jalar adalah tanaman pangan yang memiliki batang panjang menjalar.
Tipe pertumbuhannya dapat berupa semak, semak-menjalar atau menjalar. Ubi jalar
dapat diperbanyak dengan bagian ubi, pucuk batang, dan setek batang. Umur
tanaman ubi jalar berkisar antara 4-4.5 bulan. Ubi jalar umumnya ditanam pada
guludan tanah di lahan tegalan atau lahan sawah. Warna kulit umbi maupun warna
daging umbi bervariasi, mulai dari umbi yang berwarna putih, krem, orange atau
ungu.
Hasil budidaya tanaman pangan biasanya berupa biji atau
umbi. Hasil budidaya tanaman pangan dapat dimanfaatkan dengan cara langsung
dimasak atau dijadikan bahan baku industri.
Misal padi, digiling menjadi beras. Beras dapat dimasak langsung
menjadi nasi atau diolah menjadi tepung. Selain nasi, beras dapat dimasak
menjadi lontong, bubur dan lepat, atau tapai. Tepung beras dapat dijadikan
bahan baku untuk berbagai jenis makanan. Tepung beras dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku kue-kue basah, kue-kue kering dan mie. Contoh lainnya adalah
kedelai yang dapat dikonsumsi langsung dengan cara direbus atau diolah menjadi
tempe, tahu, kecap, dan susu. Pangan hasil olahan dari hasil budidaya tanaman
harus bermutu baik dan memenuhi syarat keamanan pangan mulai dari proses
budidaya, pascapanen, dan pengolahan. Persyaratan dasar yang harus dipenuhi
meliputi Good Agriculture Practices (GAP)/Good Farming Practices (GFP) untuk
budidaya, Good Handling Practices (GHP) untuk penanganan pascapanen serta Good
Manufacturing Practices (GMP) untuk pengolahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar