Senin, 31 Agustus 2020

Archaebacteria 2

 

KLASIFIKASI ARCHAEOBACTERIA

Archaebacteria meliputi organisme autotrof dan heterototrof. Jenis-jenis Archaebacteri adalah sebagai berikut.. Bakteri termo-asidofil Halobacterium Bakteri Metagen .. Kingdom Archebacteria dikelompokkan lagi menjadi 5 filum, yaitu :

  • Crenarchaeota, banyak ditemukan di lingkungan laut. Crenarchaeota termasuk dalam hyperthermophiles, thermophiles, dan thermoacidophiles.
  • Euryarchaeota, merupakan bagian yang sering diteliti dan sebagian besar termasuk dalam bakteri halophiles dan metanogenik.
  • Thaumarchaeota, meliputi ammonia-oksidasi archaea dan yang diketahui dengan metabolisme energy.
  • Nanoarchaeota, filum ini memiliki anggota perwakilan tunggal yaitu nanoarchaeum equitans. Korarchaeota, terdiri atas hyperthermophiles yang ditemukan pada suhu lingkungan yang tinggi.

Berdasarkan metabolisme dan habitatnya, Archebacteria dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu :

  • Metanogen: merupakan kelompok Archaebacteria yang mereduksi karbondioksida (CO2) menjadi air (H2O) dan metana (CH4) menggunakan hidrogen (H2). Metanogen bersifat kemosintetik dan anaerobik. Habitatnya berada di rawa, lumpur dan tempat-tempat dengan sedikit oksigen. Ada juga beberapa spesies yang hidup dan bersimbiosi di dalam perut atau saluran pencernaan hewan ruminansia, seperti rayap, sapi, dan herbivora lain yang mengandalkan makanan berselulosa. Metanogen memiliki peranan penting dalam nutrisi. Contohnya yaitu Succinomonas amylolytica sebagai pemecah amilum di dalam pencernaan sapi. Selain itu metanogen juga berperan sebagai pengurai, sehingga dapat digunakan dalam pengolahan kotoran hewan untuk menghasilkan gas metana, yang menjadi bahan bakar alternatif. Metanogen mendapatkan makanan dengan cara membusukkan sisa-sisa tumbuhan yang telah mati, kemudian menghasilkan gas metana. Bakteri jenis ini mampu menghasilkan metana CH4 dari hasil oksidasi H2 dan CO2, contohnya:
    • Lachnospora multiporus: Organisme ini memecah dan menyederhanakan pektin
    • Succumonas amylotica: Memiliki kemempuan mengurai almunium
    • Ruminococcus albus: Organisme ini mampu menghidrolisis selulosa dengan memecah selulosa
    • Methanococcus janashi: Merupakan penghasil gas methane
  • Termofil ekstrim (termoasidofilik): Termofil ekstrim (termoasidofilik) ialah kelompok organisme Archaebacteria yang habitatnya berada di lingkungan yang bersifat asam dan bersuhu panas, dapat hidup dalam maksimum suhu 60- 80ᴼC. Termoasidofilik hidup dengan cara mengoksidasi air yang mengandung sulfur dan berada dekat lubang hidrotermal di laut bawah. Termoasidofilik merupakan kelompok Archaebacteria yang paling dekat dengan organisme eukariotik. Sulfolobus sp merupakan salah satu organisme termoasidofilik yang hidup di mata air panas bersulfur di Yellowstone National Park (Amerika Serikat). Sulfolobus sp hidup dengan mengoksidasi sulfur untuk mendapatkan energi. Kelompok ini disebut juga dengan termoasidofil, karena suka dengan asam dan panas. Organisme Archaebacteria yang lain yaitu Thermus aquaticus yang hidup pada air dengan suhu 105ᴼC di dekat lubang hidrotermal di laut dalam (kawah gunung api bawah laut). Contoh termoasidofilik yaitu : Thermoproteus tenax, Thermoplasma acidophilum, Humicola insolens, Chaetomium thermophilum, Thermomyces lanuginosus, Brevibacillus levickii, Thermoascus aurantiacus dan Sulfolobus yangmingensis
  • Halofil ekstrem (halofilik): Istilah Halofil berasal dari 2 kata bahasa yunani, yaitu ‘halo’ yang berarti garam dan ‘philos’ yang berarti pecinta. Halofil ekstrim (halofilik) merupakan kelompok Archaebacteria yang hidup di tempat yang asin dengan kadar garam tinggi, seperti di laut mati dan Great Salt Lake (danau garam di Amerika). Halofilik bersifat heterotrof. Untuk menghasilkan energi, Halofilik melakukan respirasi aerobik, ada pula yang dapat berfotosintesis. Contoh Halofil ekstrim : Genus Halobacterium, Halobacterium, Halococcus, Halogeometricum borinquense, Haloferax volcanii, Haloterrigena turkmenica, Halococcus dombrowskii, Halorubrum kocurii, Halobacterium salinarum, Haloarcula marismortui dan lain-lain.
  • Reduksi sulfur: Seperti metanogen, reduksi sulfur tinggal di dekat ventilasi vulkanik dan kolam renang. Mereka menggunakan sulfur anorganik berlimpah yang kerap ditemukan di dekat ventilasi bersama dengan hydrogen sebagai makanan. Mereka juga memiliki toleransi panas yang sangat tinggi, sehingga dapat hidup dalam suhu hingga 85 derajat Celcius.

 

MANFAAT ARCHAEBACTERIA

Archaebacteria adalah organisme yang metabolisme energi khasnya membentuk gas metana (CH4) dengan cara mereduksi karbon dioksida (CO2). Archaebacteria bersifat anaerobik dan kemosintetik.  Nama “archaebacteria,” dengan awalannya yang berarti “kuno,” juga Fakta bahwa sebagian besar Monera ditemukan pada saat bumi primitif menyebabkan banyak orang percaya bahwa archaebacteria mungkin bentuk awal kehidupan di planet ini. Manfaat Archaebacteria bagi kelangsungan hidup manusia, diantaranya:

  • Beberapa enzim archaebacteria dalam industri makanan berguna untuk mengubah pati jantung menjadi dekstrin (sejenis karbohidrat). Contohnya : A.oryzae, Aspergillus niger, A. niger, Bacillus coagulans.
  • Enzim archaebacteria ditambahkan ke dalam deterjen atau sabun cuci untuk meningkatkan kemampuannya pada pH dan suhu tinggi. Contohnya : Streptococcus bovis, Bacillus stearothermophilus dan B.Lactobacillus plantarum.
  • Sebagai penghasil gas bio untuk bahan bakar alternative.
  • Beberapa spesies archaebacteria dimanfaatkan untuk mengatasi pencemaran, misalnya tumpahan minyak. Contohnya : Achromobacter (Alcaligenes), Pseudomonas, Arthrobacter dan Acinetobacter

DAMPAK NEGATIF ARCHAEBACTERIA DAN PENANGGULANGANNYA

Meski demikian ada juga archaebacteria yang merugikan manusia yaitu Archaebacteria yang dapat merusak makanan yang diawetkan dengan garam dan menyebabkan cepatnya pembusukan pada ikan laut, selain itu bakteri yang merugikan juga yang dapat menimbulkan penyakit. Menanggulangi bakteri perusak makanan yang dapat dilakukan antara lain dengan pengawetan dan pengolahan makanan. Sedangkan untuk menanggulangi bakteri yang menimbulkan penyakit dilakukan dengan menjaga kebersihan dan kesehatan, serta imunisasi. Berikut penjelasannya:

  • Pengawetan dan Pengolahan Makanan: Pengawetan dan pengolahan makanan ialah usaha membuat kondisi makanan tidak mudah dirusak oleh mikroorganisme, misalnya bakteri. Makanan yang diawetkan dan diolah menjadikan makanan tersebut bukan merupakan tempat hidup yang optimum bagi bakteri. Pengawetan makanan antara lain dilakukan dengan cara pemanisan, pengeringan, pengasapan, pengasaman, pengasinan dan pendinginan. Contohnya: kerupuk, daging asap, acar, ikan asin, manisan buah dan sale. Pengolahan makanan yang dilakukan dengan cara pemanasan dapat membunuh sebagian besar mikroorganisme penyebab penyakit yang terdapat pada makanan dan minuman. Bentuk pemanasan makanan dan minuman dapat dilakukan dengan cara dimasak seperti biasa atau dengan cara khusus. misalnya pasteurisasi atau sterilisasi.
  • Menjaga Kebersihan dan Kesehatan Diri serta Lingkungan: Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme timbul karena cara hidup yang kurang menjaga kebersihan. Penyakit juga lebih mudah menyerang pada orang yang fisiknya lemah, hal tersebut menyebabkan diperlukannya upaya menjaga kebersihan dan kesehatan agar terhindar dari berbagai macam penyakit. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan antara lain sebagai berikut menjaga kebersihan lingkungan, menjaga kebersihan badan dengan mandi dan mencuci tangan sebelum makan, melakukan olahraga secara teratur, makan makanan bergizi, cukup istirahat.
  • Imunisas: Sebagai upaya untuk memperoleh kekebalan terhadap penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, misalnya bakteri. Imunisasi merangsang kekebalan seseorang dengan memberikan mikroorganisme patogen yang telah dilemahkan. Imunisasi disebut juga vaksinasi atau pemberian vaksin. Contoh vaksin untuk pencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri sebagai berikut: Vaksin kolera untuk mencegah penyakit kolera. Vaksin tifus untuk mencegah penyakit tifus. Vaksin BCG untuk mencegah penyakit TBC. Vaksin DPT untuk mencegah difteri, pertussis atau batuk dan tetanus.

Demikian Pengertian, Ciri, Struktur Tubuh, Reproduksi, Klasifikasi, Manfaat dan Dampak Negatif Archaebacteria dalam Kehidupan Sehari-hari. Semoga bermanfaat, semangat belajar!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

VAKSIN

  Definisi dan Ringkasan Vaksin merupakan salah satu cara terpenting dan tepat guna untuk mencegah penyakit dan menjaga kondisi tubuh. Vaksi...