Bahan pangan adalah hasil pertanian yang secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok bahan nabati dan hewani. Bahan nabati adalah bahan yang diperoleh dan berasal dari tumbuhan, seperti sayuran, buah-buahan, rempah-rempah, umbi-umbian, rumput laut dan seralia seperti padi, jagung dan kacang-kacangan. Bahan hewani dihasilkan oleh hewan, seperti daging, ikan, susu dan telur.
Rabu, 30 September 2020
B. Bahan Nabati dan Hewani
Minggu, 27 September 2020
Pengolahan dan Wirausaha Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani
A. Mengenal Produk Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani
Pengolahan dan pengawetan pangan telah dimulai dari zaman prasejarah saat manusia memproses bahan mentah menjadi berbagai jenis masakan dengan cara pemanggangan di atas api, pengasapan, perebusan, fermentasi, pengeringan dengan matahari dan penggaraman. Nicolas Appert berhasil mengembangkan proses pembotolan vakum untuk keperluan pasukan di tentara Perancis. Teknik ini dikembangkan lebih lanjut menjadi teknologi pengalengan pangan oleh Peter Durand pada tahun 1810. Pada abad ke-19, teknologi pengolahan pangan modern sebagian besar masih dikembangkan untuk melayani kebutuhan militer. Pada awal abad ke-20 terjadi perubahan kebiasaan makan dan tuntutan konsumen di negara maju. Hal ini mendorong pengembangan teknologi pengolahan dan pengawetan pangan yang ditandai dengan makin dikenalnya teknologi pengeringan semprot (spray dryer) dan drum dryer untuk menghasilkan produk seperti susu bubuk, makanan bayi, teknik evaporasi menghasilkan jus konsentrat, sterilisasi dengan teknik ultra hight temperature menghasilkan berbagai produk dalam kemasan tetrapack (susu, sari buah). Di akhir abad 20 dan awal abad 21 teknologi pengolahan dan pengawetan telah menghasilkan berbagai produk seperti sup kering instan, keripik buah, freeze dried fruits, nasi instan, mie instan dan masih banyak produk lainnya.
1. Manfaat Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani Mutu bahan pangan terbaik adalah sesaat setelah pemanenan atau pemotongan. Kondisi tersebut tidak berlangsung lama, bergantung pada derajat kematangan waktu pemanenan. Beberapa bahan pangan dapat menurun mutunya dalam satu atau dua hari, atau dalam beberapa jam setelah pemanenan atau pemotongan. Bahan hasil pertanian, peternakan atau perikanan tersebut akan terus mengalami kerusakan sehingga terjadi penurunan mutu. Setiap produk makanan atau minuman mempunyai masa keawetan yang berbeda-beda, banyak hal yang memengaruhinya. Kerusakan bahan pangan
ini bergantung pada jenis bahan pangan, dapat berlangsung secara lambat misalnya pada biji-bijian atau kacang-kacangan atau dapat berlangsung secara sangat cepat misalnya pada susu, ikan dan daging. Sayuran yang dihasilkan oleh petani, jika tidak dilakukan pengolahan, sayuran tersebut hanya bisa awet beberapa hari saja, bahkan seperti bayam atau kangkung hanya bisa disimpan 1-2 hari saja. Bahan pangan umumnya tersusun atas air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, serat dan mineral. Kerusakan-kerusakan yang terjadi dapat berupa
terhadap mutu bahan atau produk dan keamanan pangan. Untuk menjaga kualitas bahan pangan dan produknya, bahan pangan tersebut perlu dilakukan pengolahan dan pengawetan. Proses pengawetan adalah suatu cara untuk menjadikan hasil peternakan dan pertanian yang awalnya bersifat mudah rusak menjadi produk makanan atau minuman (pangan) yang lebih awet dengan sebisa mungkin tetap mem
tujuan utamanya adalah untuk memperpanjang masa simpan. Dengan kemajuan ilmu dan teknologi pangan, berbagai jenis makanan dapat dibuat lebih awet, lebih menarik penampilannya, lebih enak serta lebih praktis bagi konsumen, dan yang terutama lebih aman untuk dimakan. Kerusakan bahan pangan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut. a) Pertumbuhan dan aktivitas mikroba, yaitu bakteri, khamir, dan kapang, b) Aktivitas enzim-enzim di dalam bahan pangan, c) Serangga, parasit dan tikus, d) Suhu termasuk suhu pemanasan dan pendinginan, dan e) Kadar air, udara terutama oksigen; sinar dan jangka waktu penyimpanan.
Mikroba penyebab kebusukan pangan dapat ditemukan di mana saja baik di tanah, air, udara, di atas kulit atau bulu ternak dan di dalam usus. Beberapa mikroba juga ditemukan di atas permukaan kulit buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian dan kacang-kacangan. Bakteri, khamir dan kapang dapat tumbuh dengan baik pada keadaan yang hangat dan lembab. Beberapa bakteri mempunyai kisaran suhu pertumbuhan antara 44 – 55 C yang disebut bakteri
antara 20-45 suhu pertumbuhan di bawah 20 kebanyakan bakteri dapat mempertahankan diri pada suhu air mendidih, dan pada suhu yang lebih rendah spora akan bergerminasi dan berkembang biak. Beberapa bakteri dan semua kapang yang membutuhkan oksigen untuk tumbuh, disebut bakteri aerobik. Bakteri yang lain malahan tidak dapat tumbuh bila ada oksigen, bakteri demikian disebut bakteri anaerobic.
MATERI GENETIK 2
D. DNA
Replikasi DNA adalah suatu tahapan penggandaan DNA yang terjadi pada saat sebelum pembelahan sel (interfase tahap sintesis DNA).
Pembeda | DNA | RNA |
Letak | Di dalam nukleus, plastida, mitokondria | Di dalam nukleus, sitoplasma, matriks, plastida, ribosom |
Bentuk pita | Double helix | Tunggal, tak berpilin |
Ukuran | Sangat panjang | Pendek |
Kadar | Tetap | Tidak tetap |
Fungsi | Pengendali faktor keturunan dan sintesis RNA | Berperan dalam aktivitas sintesis protein |
Basa nitrogen | Purin (adenin dan guanin) Pirimidin (timin dan sitosin) | Purin (adenin dan guanin) Pirimidin (urasil dan sitosin) |
Komponen gula | Deoksiribosa | Ribosa |
Selasa, 22 September 2020
REPRODUKSI DAN PERANAN EUBACTERIA
Reproduksi Eubacteria
Bakteri dapat berkembang biak secara vegetatif (aseksual) maupun generatif (seksual)
Reproduksi secara Aseksual
Bakteri dapat berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri (pembelahan biner) pada lingkungan yang tepat atau sesuai. Reproduksi bakteri dapat berlangsung dengan sangat cepat. Pada keadaan optimal, beberapa jenis bakteri dapat membelah setiap 20 menit. Anda bisa menghitung jumlah bakteri hasil reproduksi dalam waktu 1 jam atau 1 hari, dengan rumus 2n (n jumlah pembelahan).
Pada kondisi yang kurang menguntungkan, sel-sel bakteri dapat mempertahankan diri dengan pembentukan spora (endospora). Endospora artinya spora yang terbentuk di dalam bakteri. Akan tetapi, ada pula jenis bakteri yang akan mati karena perubahan faktor lingkungan. Faktor lingkungan ini adalah cahaya matahari yang terus-menerus, kenaikan suhu, kekeringan, dan adanya zat-zat penghambat dan pembunuh bakteri, seperti antibiotika dan desinfektan.
Reproduksi secara Seksual
Bakteri tidak melakukan pembiakan seksual yang sebenarnya, seperti yang terjadi pada makhluk hidup eukariot, karena bakteri tidak mengalami penyatuan sel kelamin. Meskipun demikian, pada bakteri terjadi pertukaran materi genetik dengan sel pasangannya. Oleh karena itu, perkembangbiakan bakteri yang terjadi dengan cara ini disebut perkembangbiakan paraseksual. Perkembangbiakan parasekual bakteri dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi.
Peranan Eubacteria Kehidupan Manusia
Peran menguntungkan
Peranan Eubacteria yang menguntungkan antara lain:
- Pembusukan (penguraian) sisa-sisa makhluk hidup. Contohnya adalah Escherichia coli.
Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi. Contohnya adalah Acetobacter pada pembuatan asam cuka, Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt, Acetobacter xylinum pada pembuatan Nata de Coco dan Lactobacillus casei pada pembuatan keju dan yoghurt.
Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen, yaitu Rhizobium leguminosorum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan Azotobacter chlorococcum.
Penyubur tanah. Contohnya adalah Nitrosococcus dan Nitrosomonas yang berperan dalam proses nitrifikasi, menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan tanaman.
Penghasil antibiotik. Contohnya adalah Bacillus polymyxa penghasil antibiotik polymxyn B untuk pengobatan infeksi bakteri Gram negatif, Bacillus subtillis penghasil antibiotik untuk pengobatan infeksi bakteri Gram positif, Streptomyces griseus penghasil antibiotik streptomisin untuk pengobatan bakteri gram negatif termasuk bakteri penyebab TBC dan Streptomyces rimosus penghasil antibiotik tetrasiklin untuk berbagai infeksi bakteri.
Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang. Sebagai contoh, dalam bidang kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.
Pembuatan zat kimia, misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium aceto-butylicum.
- Penghasil biopestisida, yaitu pestisida yang dihasilkan oleh makhluk hidup, seperti yang dihasilkan oleh Bacillus thuringiensis.
Peran merugikan
Peranan Eubacteria yang merugikan antara lain:
- Pembusukan makanan. Contohnya Clostridium botulinum.
- Penyebab penyakit pada manusia. Contohnya Mycobacterium tuberculosis (penyebab penyakit TBC), Vibrio cholera (penyebab penyakit kolera atau muntaber), Clostridium tetani (penyebab penyakit tetanus) dan
Mycobac-terium (penyebab penyakit lepra).
- Penyebab penyakit pada hewan. Contohnya Bacillus anthraxis (penyebab penyakit antraks pada sapi).
Penyebab penyakit pada tanaman budidaya. Contohnya Pseudomonas solanacearum (penyebab penyakit pada tanaman tomat, lombok, terung dan tembakau), serta Agrobacterium tumafaciens (penyebab tumor pada akar tanaman).
Penyebab penyumbatan pipa air yang terbuat dari besi. Bakteri ini dikenal sebagai bakteri besi karena dapat mengubah senyawa besi yang terlarut di dalam air menjadi senyawa berbentuk endapan, sehingga dapat menyum-bat aliran air dalam pipa besi.
Penyebab keroposnya pipa-pipa besi. Bakteri yang menyebabkan hal ini adalah bakteri sulfur, karena ia mampu mengubah pipa-pipa besi menjadi asam sulfat.
EUBACTERIA
Pengertian Eubacteria
Secara umum, pengertian Eubacteri (bakteri) adalah organisme uniseluler (bersel satu) dengan tidak memiliki membran inti sel(prokariotik) yang umumnya tidak berklorofil pada dinding selnya. Istilah Eubacteria berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata eu, yang berarti sejati. Eubacteria meliputi sebagian besar organisme prokariotik yang hidup dimanapun (kosmolipit). Eubacteria disebut juga dengan Bacteria atau bakteri. Istilah bakteri berasal dari bacterion yang artinya batang kecil. Pertama kali bakteri ditemukan pada tahun 1674, oleh seorang ilmuwan belanda yaitu Antony van Leuuwenhoek yang juga seorang penemu mikroskop lensa tunggal. Istilah bakteri diperkenalkan oleh Ehrenberg pada tahun 1828. Ilmu yang mempelajari bakteri disebut dengan bakteriolog.
Eubacteria adalah organisme bersel tunggal mikroskopis. Eubacteria kadang-kadang disebut sebagai “bakteri sejati,” membedakannya dari Archaeobacteria, organisme yang serupa dengan beberapa perbedaan genetik dan gaya hidup yang signifikan. Sebagian besar organisme yang kita anggap sebagai “bakteri” adalah Eubacteria, dari sepupu Arkean mereka lebih memilih hidup di lingkungan yang ekstrim seperti pembangkit listrik tenaga nuklir dan ventilasi hidrotermal.
Dalam rangka untuk menyelidiki definisi Eubacteria, pertama-tama perlu untuk membahas detail dari klasifikasi ilmiah. Eubacteria berada di jantung perdebatan serius dalam klasifikasi ilmiah yang membentuk kembali hirarki tradisional “Kingdom, Filum, Kelas, Ordo, Famili, Genus, dan Spesies.” Awalnya, Eubacteria dianggap bagian dari kerajaan Prokaryota, kadang-kadang disebut “Monera,” bersama dengan kerabat mereka yang Archaebacteria.
Organisme prokariotik seperti bakteri terutama ditentukan oleh ketiadaan inti sel. Hal ini membuat mereka berbeda dari evolusi organisme hidup lainnya, dan telah menyebabkan sejumlah adaptasi yang inovatif. Banyak prokariota juga bersel tunggal, meskipun hal ini tidak selalu merupakan persyaratan untuk keanggotaan pada kerajaan ini. Selain kerajaan Prokaryota, ahli biologi juga diklasifikasikan organisme dalam Animalia, Fungi, Plantae, dan Protista.
Jenis-Jenis Eubacteria (Bakteri)
Eubacteria memiliki beragam jenis yang dikelompokkan dalam karekteristik dinding sel, berdasarkan jumlah letak dan flagela, berdasarkan cara hidup antara lain sebagai berikut..
Jenis-Jenis Eubacteria (Bakteri) Berdasarkan Karakteristik Dinding Sel
• Bakteri Gram Negatif
• Bakteri Gram Positif
• Bakteri Tidak Berdinding SelJenis-Jenis Eubacteria (Bakteri) Berdasarkan Jumlah dan Letak Flagela
• Bakteri monotrik
• Bakteri amfitrik
• Bakteri lofotrik
• Bakteri peritrikJenis-Jenis Eubacteria (Bakteri) Berdasarkan Cara Hidup
• Bakteri heterotrof
• Bakteri Autotorf
Ciri-Ciri Eubacteria (Bakteri)
Kelompok kedua prokariota ialah nama yang lebih akrab bagi anda, kerajaan Eubacteria ialah bakteri yang sejati. Mereka memiliki peran yang tak terhitung jumlahnya, termasuk dekomposisi dan daur ulang nutrisi, pencernaan dan penyakit. Ciri-ciri umum eubacteria ialah sebagai berikut:
- Umumnya tidak berklorofil
- Bentuk yang bervariasi
- Tidak memiliki membran inti atau prokariotik
- Berukuran antara 1 s/d 5 mikron
- Hidupnya secara parasit atau bebas (kosmolipit) / patogen
- Bersifat uniseluler (bersel satu)
- Eubacteria ialah organisme uniseluler prokariotik.
- Eubacteria dinding sel yang tersusun atas peptidoglikan (gula dan protein).
- Ukuran tubuh Eubacteria sekitar 1-5 mikron.
- Eubacteria berkembang biak dengan cara membelah diri, konjugasi, transformasi dan transduksi (pemindahan sebagian materi genetik melalui perantara virus).
- Eubacteria dapat mensekresikan lendir ke permukaan dinding sel membentuk kapsul.
- Ada Eubacteria yang memiliki flagel dan ada juga Eubacteria yang tidak memiliki flagel.
- Eubacteria hidup kosmopolitan artinya dapat hidup di segala tempat, misalnya di darat, udara, air, bahkan tubuh manusia.
- Apabila berada di lingkungan yang kurang menguntungkan Eubacteria akan membentuk endospora.
Pada Eubacteria ada yang memiliki klorofil ada pula Eubacteria yang tidak berklorofil. Eubacteria sering terlibat dalam hubungan simbiosis dengan organisme lain. Ini merupakan interaksi yang erat antara dua spesies yang berbeda.
Contoh dari hubungan simbiosis antara bakteri yang hidup dalam usus kita dan membantu kita untuk mendapatkan nutrisi yang kita butuhkan serta bakteri yang memperbaiki nitrogen dari atmosfer sehingga tanaman dapat menggunakannnya. Dan untuk dapatk negatif pada bakteri ini terhadap kehidupan kita ialah bahwa mereka bertanggung jawab untuk sekitar setengah dari semua penyakit manusia. Hal ini karena beberapa bakteri menghasilkan racun yang dapat membahayakan organisme lain.
Untungnya kita dapat menggunakan antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri. Atibiotik bekerja dengan membunuh bakteri, namun mereka harus khusus untuk beberapa jenis bakteri dan digunakan dengan benar. Karena bakteri dapat berkembang dengan sangat cepat mereka kadang-kadang bisa menjadi kebal terhadap antibiotik. Resistensi antibiotik ini adalah mengapa beberapa antibiotik yang biasa digunakan tidak lagi digunakan, mereka tidak lagi efektif dalam membunuh bakteri. Contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri termasuk penyakit Lyme, kolera dan radang tenggorokan.
VAKSIN
Definisi dan Ringkasan Vaksin merupakan salah satu cara terpenting dan tepat guna untuk mencegah penyakit dan menjaga kondisi tubuh. Vaksi...
-
Keterkaitan Metabolisme Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa metabolisme meliputi anabolisme dan katabolisme. Anabolisme memerlukan energi...
-
Pelindung Tanaman Perlindungan tanaman, harus dilaksanakan sesuai dengan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT), menggunakan sarana dan c...
-
Mutasi adalah suatu perubahan yang terjadi pada bahan genetika sehingga ekspresinya berubah. Mutasi akan menimbulkan variasi genetika yang...